Friday 30 December 2011

Memories..? yap, Memories About You. in 2011

Menjelang akhir tahun 2011, banyak banget kenangan yang mungkin gak akan cukup waktu semalaman cuma untuk ceritain semuanya disini.
malam tahun baru setahun silam,
gue tahu dia bukan orang yang romantis. dan tiap kali akmal nyoba bikin suasana romantis, itu jatohnya bakal jadi lucu. hasilnya malah gue ketawa bukannya terharu. tapi justru usaha itu yang selalu bikin gue sadar, akmal sangat amat menyayangi gue. dan mungkin gue bisa di bilang bodoh, karena ga pernah sadar seberapa besar cinta itu buat gue. tapi lagi lagi gue juga mau menegaskan, gue gak pernah menyesali setiap keputusan yang gue buat.
walaupun gue gak suka suaranya, tp kembang api malam itu berhasil bikin gue gak bisa ngomong apa apa, cuma bisa mendongakkan kepala gue dan menikmati betapa cantiknya mereka.

"ini tempatnya romantis banget loh yang, makanya
 aku pengen ngajak kamu. tuh liat tuh yang itu bagus banget. tuuuh tuh yang itu." 

dan yang gue lakukan saat itu cuma tersenyum, melihat tingkag akmal yang pecicilan tapi tetep nyoba buat romantis.
pada saat nya tiba jam 00.00 tepat, suara riuh semakin menjadi jadi, gue bisa liat ada kebahagiaan disana. di tawanya. meskipun saat ini itu cuma kenangan, rasanya terlalu bodoh gue buat meninggalkan itu sebagai kenangan yang mungkin dilupakan.

kita punya jalan masing masing mal, aku tahu kamu pasti akan dapet cewek yang jauh lebih baik untuk kamu. dimata allah :), kamu tau..? aku sangat ingin jadi sahabat kamu. tapi aku tahu, masing masing kita butuh waktu. waktu untuk menjadikan kepahitan yang lalu sebagai kenangan yang patut untuk diingat

dan ulang tahun gue yang ke 17, semakin nyadarin gue betapa akmal sangat mencintai gue :'). dia ngumpulin semua temen temen deket gue, ya walaupun gak semuanya dateng. ngerjain gue sampe gue nangis ggak berenti berenti. dateng kesekolah gue yang notaben nya dia bukan siapa siapa di smansa. nganterin gue pulang dengan terigu dimana mana. dia gak malu :)
tapi sayangnya semua harus berakhir, di 2011. cuma gue yang tau alasannya.

"aku cuma bisa bilang maaf, walaupun aku tau maaf itu gak mengubah apapun yang pernah terjadi. 
dan terimakasih udah jadi bagian dari 2011-ku yang indah"

Monday 26 December 2011

....

Ya Allah.. Kenapa sebegini sulitnya buat ngambil keputusan
Didalam sana sangat amat terasa sakit. Sudah cukup lama aku menghindar :'(

Sunday 25 December 2011

Rambut Rasa Gula

*keluar kamar sambil ngeringin rambut*
(abis creambath pake makarizo yg rasa madu) -rasa? Emang ada rasanya?-
M => mama
D => dhesna

M : kaka kamu pake apaan sih? (dirambut maksudnya)
D : hehe kenapa mah? Wangi yaaa? Syusyusyu *ngibas ngibasin rambut*
M : bau(bau bukan wangi)nya kaya teh KEBANYAKAN(banyak banget) gula
D : *cengo* manis dong berarti mah? Huehehe (membela diri)
M : ya coba aja kamu bikin teh segelas gulanya sekilo. Minum deh. Manis apa enek?
D : *speechless*

MyRio..

Tidak pernah berubah :")

Tak Lebih Dari Setetes Darah!

Ada ruang yang sudah lama membeku di dalam, terenyuh dan tersadar akan dilema yang kian menepi. Tidak seperti yang terlihat mata, namun hati. Kekosongan yang perlahan berbisik lirih, bahwa segalanya mungkin akan terlewati dengan tenang. Meskipun alunan kehidupan sontak melumpuhkan segalanya. Membunuh harapan meskipun itu tak lebih dari setetes darah. Gelap! Kelam!
Menghadirkan butiran tangis diantaranya, memaksa dirinya lumpuh termakan sang waktu yang merengkuh dan menatapnya tajam. terlukis wajah cemas mematung. Menggambarkan kerapuhannya dalam menghadapi kehidupan.
Mengembalikan memori yang sengaja dikubur dalam-dalam. Membiarkan tangisnya tumpah tak terbendung. Mengelus hatinya seolah menahan perih yang begitu kronis. Tatapan mata yang kosong, menceritakan semuanya. Ada kerinduan yang teramat mendalam..

Friday 23 December 2011

Capi

He is my superhero, capi :)

Happy Mom's Day ♥

Happy mom's day maa..
Terimakasih untuk pengorbanan yang mungkin aku gak tau seberapa besar pengorbanan itu, dan maaf kalau sampai hari ini aku cuma bisa kasih cinta walaupun cuma aku yang tau seberapa besar cinta ini :)
Dalam proses, pasti selalu ada jatuh bangun. Bahkan mungkin lebih banyak jatuhnya. Tapi saat finalnya nanti, aku JANJI aku pasti berhasil mah, ini janji!

Thursday 22 December 2011

Pena Untuk Menangis


Entah mau mulai ini dari mana, aku rindu sekali bercerita lewat pena. Mentransfer seluruh kepenatanku di kehidupan nyata. Seharian full aku berkutat tanpa gerakan yang berarti di depan sebuah novel, karangan Dewi Lestari, “Perahu Kertas”, hari ini tanggal 21 Desember 2011, ingin sekali rasanya bilang, “Mbak Dee, bantu aku menulis”. yang membuat aku tak henti hentinya kagum adalah caranya menggambarkan karakter yang mungkin hanya ada dalam khayalannya, seorang wanita gila dengan segala ketololannya yang sangat percaya diri. Sebenarnya bukan soal itu, aku melihat makna yang tersirat. Yang ternyata ini terjadi di kehidupan seorang dhesna cindra bhumi. Menulis, melukis, beracting mungkin, itu duniaku. Mama benar, entah mereka akan membawa aku kemana kalau saja aku memilih mereka sebagai jalanku. Jalan untuk sukses. Tapi dewi lestari mengajarkan aku sesuatu yang lain, yang mungkin akan  terasa sangat pahit. Tapi inilah kenyataannya, aku harus menjalani apa yang bukan menjadi keinginanku untuk mendapatkan keinginanku itu sendiri. Kalimatnya mungkin sedikit sulit dicerna, tapi mbak dee,  aku mengerti. aku tahu apa yang seharusnya dan tidak seharusnya aku pilih untuk jangka waktu yang pendek ini. 6 bulan mbak, dan aku sudah harus menentukan pilihan sekarang. Dan meskipun pada kenyataannya aku sudah memilih, tapi kenyataan itu pula yang menyadarkan aku bahwa ini begitu terasa sesak, bahkan mungkin perih. Aku tidak pernah menyesal atas apa yang sudah aku putuskan, aku Cuma ingin bercerita. Melalui pena penaku yang mungkin saat ini mereka juga ikut menangis. Aku Cuma butuh ada yang mendengarkan aku tanpa harus berkomentar apapun. Karena aku terlalu takut untuk mendengar apa pendapat mereka semua tentang pilihanku, pendapat yang tidak akan pernah sama dari mulut ke mulut.
Aku hanya ingin ada yang merangkul pundakku, seraya ia berkata “gak apa apa, pasti bisa”, atau “apapun hasilnya, itu yang terbaik mennurut allah”. Tapi lagi lagi kenyataan berkata lain, mereka sibuk dengan obsesi mereka masing masing. aku iri, sangan amat iri, bukan karena mereka didukung oleh banyak orang dan aku tidak. Aku iri karena mereka tau seberapa kuat keinginan mereka sedangkan aku tidak. Satu satu nya yang bisa buat aku tetap berkutat tak bergerak hanyalah wanita itu, yang makin lama wajahnya semakin sayu meskipun tidak ada yang bisa menandingi kecantikannya didunia ini, setidaknya untukku. tapi seberapa cantikpun, ia tetap tidak bisa bersandiwara menutupi kelelahannya. Dan rambut yang perlahan memutih, menusuk tajam leherku. Rasanya tidak rela waktu begitu serakah mengambil sisa hidupnya dengan kerapuhan yang perlahan datang. Mama…
Mungkin saat ini aku hanya butuh menangis, itu saja…

Aku pun, ikut menghitung hari.  Menggeratak cara lain lagi bagaimana rela menjadi sekejap yang aku bisa. Seakan-akan di tepas kesakitan menu...