Tuesday 30 October 2012

Aku sudah mengatakannya
Dengan amat jelas!
"Pergi sekarang atau tidak sama sekali!"
Tapi laki laki itu tetap diam.
Ia menjawab perintahku dengan matanya yang tajam, seperti bicara "bahkan kamu tidak tahu kenapa langit bisa berubah kelabu," lalu apa setelah ini?
Apakah ia akan membuka mulutnya dan berkata "aku mencintaimu, sungguh,"
Dan haruskah aku menjawab pernyataan itu dengan pertanyaan, "benarkah?"
Tapi kenyataan mulut laki laki itu tetap bungkam.
Dan aku? Aku harus mengira ngira apa yang sedang ia pikirkan. Dan tentunya menjawab pertanyaan dari matanya melalui mataku, "Ia kelabu karena menyerah pada alam, pada jalannya."
Lalu ia berdiri, menghapus jarak antara bibirnya dan telingaku, dengan lirih laki laki itu berkata, "kalau alam yang menghendakinya, baiklah." lalu ia menjauh, dan pergi
"salahkan saja terus alam yang tidak pernah bersalah, kamu punya pilihan. Tapi bodohnya kamu memilih yang lain."

Friday 26 October 2012

"Aku ga pernah ngelarang kamu jatuh cinta sama aku. Tapi aku mohon, jangan larang aku juga buat jatuh cinta sama orang lain."

Thursday 18 October 2012

Peduli Apa?!


Peduli apa?!
Padang yang lapang telah menunggu aku menghampirinya.
Memanen lara, menanaminya kembali.
Peduli apa?!
Dalam risau gelak menyatu menjadi samar
Aku meraup setiap sinyal mata para pembicara
Peduli apa?!
Aku diguncang pemikiranku sendiri
Semua pertanyaan yang terjawab oleh duniaku
Tidak ada yang peduli, bahkan aku.

Saturday 6 October 2012

Sahabat Pena III

My dearest shane,
Iya shane, itu cinta. Yang sedang kamu rasakan itu cinta namanya. Kamu akan menunggu, bahkan sampai waktu yang tak hingga lamanya. Kamu ingat banyak bilang cinta datang karna terbiasa? Suatu saat kamu tidak akan rela kehilangan tukang susumu itu shane, hihi
Sekarang sudah berbeda shane, kakak tua ku entah menghilang kemana. Aku tidak mau menunggu. Bukan karena aku tidak cinta, tapi ini hanya soal bagaimana aku menjaga perasaanku sendiri. Satu, dua, bahkan berbulan bulan ini banyak sekali yang hadir di sekelilingku shane. Tapi tidak ada yang bisa sehangat matanya, mata kakaktuaku yg ada di sangkar, yang sudah dibawa jauh oleh pemiliknya. Pemilik sahnya.
Kecuali orang itu.. Laki laki tampan dengan sejuta pesona. Dia memulai sesuatu dan tentu aku menyambut harapan itu meski hanya kepalsuan. lalu layakkah aku protes jika suatu saat benar benar akan terjadi antara aku dan dia hanya ada ruang hampa? Karena di dalamnya tidak ada kehidupan yang bisa berjalan shane.
Aku belajar mengatur perasaanku sedemikian kerasnya. Mematok, sampai batas mana aku boleh terlena dengan senyumnya yang mematikan itu.
Cinta tidak pernah sesederhana ucapannya, aku bahkan bisa runtuh ketika aku salah menempatkan kapan aku harus memikirkannya. Miris shane, ia selalu hadir setiap aku mencoba untuk sadar dari dunia khayal yang aku bangun sendirian. Dan kembali lagi aku harus terseok menunggu harapan demi harapan..

Always miss you,
Lyna

Aku pun, ikut menghitung hari.  Menggeratak cara lain lagi bagaimana rela menjadi sekejap yang aku bisa. Seakan-akan di tepas kesakitan menu...