Monday 21 December 2015

Samudera

air deras menghujan
petir tajam menyambar
angin meluluhkan
badai melantakan
samudera ini begitu luas.
gelombang pasang,
kemudian surut.
kemudian pasang,
kemudian surut.
lalu hujan berhenti.
pindah ke bagian bumi yang lain,
hujan turun di situ.
air mengalir masuk ke sungai.
tampak begitu indah,
tenang
syahdu.
aku ada dimana?
aku ini hujan. aku tenggelam di dasar samudera.

Karena September Juga Berakhir

Apabila datang saatnya aku harus bersandar di atas kelopak mataku, berdiri di atas kakiku sendiri. dan pada akhirnya benar benar berdiri sendiri.
apabila datang saatnya aku ada tapi kamu pergi, aku pergi dan kamu biarkan.
bukan karena september sudah selesai. tapi kasih yang ada semakin memudar
meskipun aku lebih suka september,
namun ketika cinta membuatnya lebih sakit daripada berakhir.
aku menyerah

Seribu Kali

Hitunganku berhenti pada angka yang kini sudah terlupakan. Entah seribu atau dua ribu kali rasa ini kembali muncul.

Hanya di dalam gelap yang aku temui saat terpejam, aku berani menangis. Meskipun akhirnya menetes lagi sejuta kisah yang kamu ukir, yang membawa aku jatuh ke ratapan yang tak kunjung usai. Tinggalah kaki yang lelah untuk terus melangkah.

Maka biarkan aku sejenak disini, membuang  apa yang sudah meluap. Mengosongkannya. Mengisi lagi dengan sedikit kekuatan untuk berbulan-bulan kedepan.  


Karena kamulah satu-satunya yang tahu, hanya dengan pena aku berani melukis. Tentang sebuah bentuk nyata dari logika, yang aku kalahkan dengan rasa cinta yang begitu abstrak. 

Aku pun, ikut menghitung hari.  Menggeratak cara lain lagi bagaimana rela menjadi sekejap yang aku bisa. Seakan-akan di tepas kesakitan menu...