Tuesday 24 January 2012

Gejolak Elegi

Kelam mata berpijak, berjalan mengikuti kemana udara bergerak. Beku mendapati hantaran arus bolak balik, tersengat hangus mencakar kekosongan dengan respon seadanya.
Bahasa tubuh telah merendahkan diri sendiri, memohon dengan lutut yang menyatu dengan bumi. Dengan pandangan yang terpaku di sekeliling. Matanya kenal betul apa yang terjadi, tak acuh meski akunya berhati.
Membiarkan ini hilang perlahan oleh terkaan dan simpulan makna tersirat yang sarat akan kekeliruan.
Kenyataan nya justru sama sekali tidak terlihat dimana letak hati itu. Semua tergambar jelas tanpa perlu alibi. Merampas paksa dalam kebisuan.

1 comment:

Anonymous said...

bagus sekali,,
tanggal posting nya juga bagus,, hehhe :D

Aku pun, ikut menghitung hari.  Menggeratak cara lain lagi bagaimana rela menjadi sekejap yang aku bisa. Seakan-akan di tepas kesakitan menu...