Tuesday 28 April 2020

Andai kamu tahu jatuh cintaku hanya butuh 3 detik. 
Sama seperti, ketika kita bertatapan. 
Aku tenggelam dalam riuh gejolak yang berteriakan, 
Menyebut nama-mu dalam rongga dada paling hampa. 

Namun, kasih.
Andai kamu tahu tidak semua kejatuhan akan cinta, 
Mampu berkilah tentang kebahagiaan.
Nyatanya aku perlu mengais setitik demi setitik 
Jiwa bahagia di bawah rintik-rintik. 

Langit mendung tertawa nyeleneh, 
Aku dengan respon paling murah ketika kamu hanya tersenyum. 
Menyisakan ucapan tanpa suara di ujung gelisah,
Menenggelamkan sendumu, 
bersandar dalam pundak yang sama letih. 

Betapa aku tidak memohon untuk berdiri di sana,
Di sisi petirahan karena pun kamu sakit parah.
Kamulah, sisi cermin cekung yang mengecil 
Kitalah gambaran afeksi paling menyedihkan.

Namun, kasih. 
Jika kubiarkan hasta ini meraihmu tak kenal batas, 
Sebelumnya kita sudah jadi abu bakar yang getas. 
Jika kurestui jiwa ini memilikimu barang sebentar
Harus kurelakan kamu hilang dari sukma setelah itu. 

Yang kusadar, ketika kita perlu mati untuk bisa hidup lagi,
Aku, kita, tidak lagi mampu bertoleransi atas kehilangan.
Ketika, para manusia sibuk belajar cara memanusiakan, 
Aku, kita, cukup damai kala hanya mampu bernapas lega.

No comments:

Aku pun, ikut menghitung hari.  Menggeratak cara lain lagi bagaimana rela menjadi sekejap yang aku bisa. Seakan-akan di tepas kesakitan menu...