Sunday 5 July 2020

RITUAL BULAN PENUH

Seusai perjamuan luka dan purnama 
Di teras lembab yang dingin, 
Aku mengingat kita dalam bentuk lain. 
Akhirnya kita sempatkan cerita tentang kehidupan. 
Kau ingin kita bicara banyak di bawah bulan penuh. 
Semacam ritual patah hati yang lenyap sebentar.
Tidak berubah bahagia, namun
Hambar lebih baik dari sakit yang bukan main. 
Aku lebih butuh pelukan ketimbang jalan-jalan. 
Kita menetap hingga pagi buta berubah terang. 
Mungkin seperti ini kita sampai akhir. 
Sampai patah hati terjaga dari malam keruh. 
Kau tatap tanah liat, aku pandang langit terang. 
Dengan putus asa yang entah kapan selesai. 
Bisa-bisanya luka kita yang amis darah,
Dilahap penghuni langit bak sesajen wangi. 
Malam rebah di atas tanah. 
Ritual bulan penuh belum lengkap tanpa nyalar.
Kau melambai dari bawah. 
Menyapa luka yang jadi santapan malam. 



No comments:

Aku pun, ikut menghitung hari.  Menggeratak cara lain lagi bagaimana rela menjadi sekejap yang aku bisa. Seakan-akan di tepas kesakitan menu...