Friday 30 September 2011

Karena Aku Suka September Part II

Aku suka menjadi diriku. Menikmati keindahan yang diciptakan tuhan melalui imajinasiku dan menggambarkannya dengan jutaan kata. kadang aku terlalu terobsesi dengan khayalan dan sebuah dunia yang terlihat seperti bayangan, tapi aku anggap mereka hidup. Mengatur dan menguasai emosiku. Karena itulah aku suka menulis, mewujudkan mereka dengan menjadi sutradara tunggal  dalam kehidupanku.

Tapi kenyataannya adalah saat ini aku terkekang dalam rasa yang perlahan menapak diantara kami, ya kami. aku bukan orang yang sempurna, itu yang mereka katakan untuk menutupi sebuah dilema kemana akhir dari perjalanan panjang mereka dengan seorang yang mereka anggap belahan jiwa. Belahan jiwa dalam arti kata konotasi, bukan makna sebenarnya.

Aku mencintainya.. ini bukan konotasi atau omong kosong tanpa bukti, aku mencintainya dalam diam, diantara jarak yang mungkin aku ciptakan sendiri. Dalam tangis yang tidak berarti sesal. dalam senyum yang terkadang aku paksa. Dalam rasa yang aku fikir itu jenuh

Semua itu bukan berarti aku tidak mencintainya. Tapi ini hanya sebuah sketsa yang aku buat, karena akulah sang sutradara tunggal. karena hanya saat kami diam aku bisa tahu bahwa aku mencintainya, hanya dalam jarak yang entah seberapa jauh, aku bisa tahu bahwa aku membutuhkannya, hanya dalam tangis aku bisa mengatakan aku sangat mencintainya, hanya dengan senyum aku bisa menjadi pondasi untuk hidupku yang rapuh, dan dengan kejujuran aku mencintainya, bahwa aku jenuh.

September yang basah, datang dengan wangi hujan yang sangat aku kenal, seolah berkata bahwa mereka mengerti. Dalam pertemuan pasti akan segera berpisah, entah cepat atau lambat. Malam ini buliran tangis lagi lagi terjatuh, bukan karena aku menyesal. Tapi karena September akan segera berakhir..

Karena aku suka September..

No comments:

Aku pun, ikut menghitung hari.  Menggeratak cara lain lagi bagaimana rela menjadi sekejap yang aku bisa. Seakan-akan di tepas kesakitan menu...