Thursday 30 December 2021

20 Hari

Mungkin bedanya tanah yang kupijak tanpa bunyi langkahmu, menyalak kepada kakiku yang takut-takut menapak. Tiga jam atau 20 hari terus berlari tanpa akal sehat yang rupanya sakit. Kita semua tahu kesakitan hanya makna kias yang menemukan kata-katanya sendiri, yang tidak benar-benar 20 hari. 

Aku hanya bebal. Hingga pura-pura terbenam di balik laut si kekasih yang arogan itu. Nyatanya di manapun pusat yang memungutku, aku boleh jadi berotasi lebih dari tiga kali sehari, mengacak-acak lembaran almanak. Gelagat di atas bentala yang sumbang, tapi aku barangkali tetap beredar lebih dari tiga kali sehari. 

Aku pun, ikut menghitung hari.  Menggeratak cara lain lagi bagaimana rela menjadi sekejap yang aku bisa. Seakan-akan di tepas kesakitan menu...