Saturday 6 October 2012

Sahabat Pena III

My dearest shane,
Iya shane, itu cinta. Yang sedang kamu rasakan itu cinta namanya. Kamu akan menunggu, bahkan sampai waktu yang tak hingga lamanya. Kamu ingat banyak bilang cinta datang karna terbiasa? Suatu saat kamu tidak akan rela kehilangan tukang susumu itu shane, hihi
Sekarang sudah berbeda shane, kakak tua ku entah menghilang kemana. Aku tidak mau menunggu. Bukan karena aku tidak cinta, tapi ini hanya soal bagaimana aku menjaga perasaanku sendiri. Satu, dua, bahkan berbulan bulan ini banyak sekali yang hadir di sekelilingku shane. Tapi tidak ada yang bisa sehangat matanya, mata kakaktuaku yg ada di sangkar, yang sudah dibawa jauh oleh pemiliknya. Pemilik sahnya.
Kecuali orang itu.. Laki laki tampan dengan sejuta pesona. Dia memulai sesuatu dan tentu aku menyambut harapan itu meski hanya kepalsuan. lalu layakkah aku protes jika suatu saat benar benar akan terjadi antara aku dan dia hanya ada ruang hampa? Karena di dalamnya tidak ada kehidupan yang bisa berjalan shane.
Aku belajar mengatur perasaanku sedemikian kerasnya. Mematok, sampai batas mana aku boleh terlena dengan senyumnya yang mematikan itu.
Cinta tidak pernah sesederhana ucapannya, aku bahkan bisa runtuh ketika aku salah menempatkan kapan aku harus memikirkannya. Miris shane, ia selalu hadir setiap aku mencoba untuk sadar dari dunia khayal yang aku bangun sendirian. Dan kembali lagi aku harus terseok menunggu harapan demi harapan..

Always miss you,
Lyna

1 comment:

Anonymous said...

Bagus dhes :))

Aku pun, ikut menghitung hari.  Menggeratak cara lain lagi bagaimana rela menjadi sekejap yang aku bisa. Seakan-akan di tepas kesakitan menu...