Dan rasa yang sering menusuk tenggorokannku, seperti sebuah racun yang sangat manis ketika menghampiri lidah. Rasa yang menipuku untuk nekat merasakan itu lebih dalam hingga akhirnya itu membuat dadaku terasa sesak dan ingin merasakan sesuatu yang lebih dari sakitnya kematian. Meskipun aku sangat sadar bahwa kesakitan itu yang telah memberiku bahagia.
Lebih dari itu aku sungguh sudah mematikan rasa yang dulu telah mengindahkan hidup ku. Menghapus semua yang hitam dan menulis apa yang aku anggap putih, membisukan bibirku, memaksa lidahku tetap tenang di dalamnya. Dan aku biarkan tinta itu tetap berwarna putih. Karena aku ingin menyembunyikannya diatas kertas ku.
dan mencoba jutaan warna lainnya untuk menulis tentang kita, AKMAL DWI NUZULIN ♥
No comments:
Post a Comment