Kelam mata berpijak, berjalan mengikuti kemana udara bergerak. Beku mendapati hantaran arus bolak balik, tersengat hangus mencakar kekosongan dengan respon seadanya.
Bahasa tubuh telah merendahkan diri sendiri, memohon dengan lutut yang menyatu dengan bumi. Dengan pandangan yang terpaku di sekeliling. Matanya kenal betul apa yang terjadi, tak acuh meski akunya berhati.
Membiarkan ini hilang perlahan oleh terkaan dan simpulan makna tersirat yang sarat akan kekeliruan.
Kenyataan nya justru sama sekali tidak terlihat dimana letak hati itu. Semua tergambar jelas tanpa perlu alibi. Merampas paksa dalam kebisuan.
Tuesday, 24 January 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Aku pun, ikut menghitung hari. Menggeratak cara lain lagi bagaimana rela menjadi sekejap yang aku bisa. Seakan-akan di tepas kesakitan menu...
-
Apabila datang saatnya aku harus bersandar di atas kelopak mataku, berdiri di atas kakiku sendiri. dan pada akhirnya benar benar berdiri se...
-
Apa yang pertama kali kalian pikirin waktu ngeliat pict ini? Warnanya yang coklat dengan gradasi yang abstrak dan lapisan mengkilat begitu k...
-
Masih untuk laut yang sama, samudera yang dalam, kama getir yang bertentangan dengan renjana. Perihal amigdala yang sejak dulu j...
1 comment:
bagus sekali,,
tanggal posting nya juga bagus,, hehhe :D
Post a Comment