Saturday 10 March 2012

Satunya Smansa

Smansa itu satu! tapi jelas gue kangen Smansa yang satu. bukan Smansa 33, Smansa 34, atau Smansa 35. Agak sedih kalo ngeliat tiap angkatan ngumpul tapi yang di sebut sebut adalah 2 angka yang di jadikan mereka sebagai pemisah. Emang ga salah sih, ga ada peraturannya juga. tapi dimana "SATU" nya?
Padahal buat gue satunya Smansa itu punya arti lebih. Satunya Smansa ngegambarin nyatunya seluruh elemen Smansa, dari mulai Kepala Sekolah, Guru, Murid, Mamang-Mamang, sampe semutpun ikut berkecimpung dan ngambil perannya sendiri. Satunya Smansa nunjukin ga pernah ada Senioritas apalagi junioritas. Satunya Smansa secara tersirat bilang ke gue, bahwa miliknya yang paling sejati itu adalah sebuah persaudaraan yang amat erat.
Tapi tragisnya, Satunya Smansa juga ngajarin gue makna yang jauh lebih sejati dari sebuah persaudaraan. Satunya Smansa nunjukin individualisme, dimana satu itu adalah angka yang paling mutlak ada di dalamnya. Satunya Smansa cerita bahwa masing masing individu punya warna, warna keegoisan. Satunya Smansa ngajarin gue, bahwa untuk bertahan, lo cuma punya satu tubuh lo, satu hati lo, satu otak lo, dan satu mimpi lo. Satunya Smansa ngajarin gue, dalam kebersamaan yang paling erat dan hangat, pasti ada aja yang ngerasa bahwa dirinya sendiri, meskipun itu cuma satu. Satunya Smansa bilang, kalo lo mau jadi diri lo, lo harus tau diri mereka. Satunya Smansa melambangkan pemimpin, tapi sang pemimpin terkadang atau bahkan sering merasa dirinya hanya satu. hanya satu tanpa bawahan.
ya, di balik itu semua, Satunya Smansa itu SATU-SATUNYA kebanggaan di hati gue :)

No comments:

Aku pun, ikut menghitung hari.  Menggeratak cara lain lagi bagaimana rela menjadi sekejap yang aku bisa. Seakan-akan di tepas kesakitan menu...