Tuesday 21 August 2012

Sahabat Pena II

Dear lyna,
Hey, maaf aku baru membalas emailmu. Kamu tau lyn, aku senyum senyum sendiri saat tahu bahwa kamu sedang jatuh cinta. Aku memang tidak begitu mengerti bagaimana cinta, tapi aku yakin itu pasti menyenangkan. Walaupun ada kalanya sakit itu tetap ada.
Jangan sedih lyn. meskipun ia adalah kakak tua yang ada di sangkar, bukankah itu tandanya ia akan selalu dekat denganmu? Bukan elang yang akan terbang bebas dan tidak tahu kapan pulang. Cintai dia dengan tulus lyn. Bukan dengan keinginan.
Kehidupanku di sini tidak jauh berbeda. Pergi pagi, pulang sore, lalu aku bekerja. Aku baru pulang saat jarum kecil di jam tanganku tepat berada di angka sebelas. Saat itu jalanan sudah sepi, hanya ada orang orang seperti aku yang menghabiskan waktu untuk kuliah dan bekerja. Rasanya sulit membagi waktu merasakan bagaimana rasanya jatuh cinta.
Oh ya lyn,
Ada... Seseorang, setiap pagi dia memberi aku setangkai bunga dan sebotol susu segar. Entah itu bunga mawar, lily, anggrek, sedap malam, bahkan bunga mataharipun pernah ia berikan. Ia meletakkan bunga dan susu itu di depan pintu rumahku. Tapi anehnya, aku tidak pernah melihatnya. Melihat embun pagi itu. Mungkin terlalu pagi sampai aku selalu kehilangan waktu untuk berterimakasih padanya.
Pernah suatu hari aku kehilangan bunga pagiku, seharian aku menunggu di depan rumah. Tapi ia benar benar hilang. Rasanya seperti.. Ada yang sakit di dadaku. Apa ini cinta lyn? Beginikah rasanya? Apa ini yang kamu juga rasakan?

Love too,
Shane

1 comment:

Anonymous said...

lanjutkan yaaa

Aku pun, ikut menghitung hari.  Menggeratak cara lain lagi bagaimana rela menjadi sekejap yang aku bisa. Seakan-akan di tepas kesakitan menu...