Aku hanya perlu memandangimu dalam sekejap.
karena cinta mati hukumnya jelas, rebut atau pergi.
aku beku di antara keduanya.
merebut tidak berarti aku bisa memiliki, maka aku tidak pilih untuk pergi, karena pergi jauh pun aku akan sekarat.
maka aku berdiri di antara keduanya.
memandangimu sekejap-kejap.
karena cinta sejati hukumnya pasti, aku mencinta, bukan kamu yang sengsara.
jadi begini sudah takarannya. hanya sekejap bahagia, meski sekejap sakit.
begitu juga sudah hampir sekarat, tapi hatiku bukan apa apa tanpa kamu. jadi begini sudah takarannya, karena cinta dan sakit juga sama saja.
Friday, 27 May 2016
Cinta Satu Raga
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Aku pun, ikut menghitung hari. Menggeratak cara lain lagi bagaimana rela menjadi sekejap yang aku bisa. Seakan-akan di tepas kesakitan menu...
-
Langkahku tercekat asa yang pupus di depan mata. Jauh di batas cakrawala kini matahari menepi. Meski pelan pelan, nyata bahwa malam semakin ...
-
Apa yang pertama kali kalian pikirin waktu ngeliat pict ini? Warnanya yang coklat dengan gradasi yang abstrak dan lapisan mengkilat begitu k...
-
Apabila datang saatnya aku harus bersandar di atas kelopak mataku, berdiri di atas kakiku sendiri. dan pada akhirnya benar benar berdiri se...
No comments:
Post a Comment