Saturday 5 November 2016

Nelangsa

Aku mencari jawaban hingga ke sudut sudut langit. Tapi kemampuanku terbatas pada noda ungu pekat yang menyebar di pecahan galaksi. Seperti bintang yang bergelindingan saat aku berputar, kamu berbayang di antara mereka. Tersenyum tipis dengan wajah nelangsa, mengingat kebahagiaan yang sesungguhnya tidak pernah sederhana. 
Sama seperti waktu yang sudah ditetapkan untuk bulan kehilangan cahaya, aku melihat bayangan kamu semakin pudar. Detik jam berlarian ke arah yang sama, menempatkan dirinya seperti tanda bahwa itulah arahnya. Bahwa tidak ada jalan lain untuk bahagia kita, kecuali memberi rasa itu pada mereka.

No comments:

Aku pun, ikut menghitung hari.  Menggeratak cara lain lagi bagaimana rela menjadi sekejap yang aku bisa. Seakan-akan di tepas kesakitan menu...