Cahaya motor yang lalu lalang menyala dalam layar gelap setengah cermin. sekilas seperti titik titik bintang yang bergerak cepat. Di satu sisi kilau putih tertinggal jauh karena aku yang bergerak lebih cepat lagi.
Diantara sinar itu aku tetap melihat kamu dalam pejaman mata. Tidak seperti hukum alam yang menyimpan memory cahaya dalam pandangan, kamu seperti zat yang mencandu dalam ingatan. Terlebih karena aku terlalu sadar bahwa kamu merasuk bersama udara yang aku hirup dan hembus dan begitu secara berulang.
Tuesday, 6 December 2016
Kamu
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Aku pun, ikut menghitung hari. Menggeratak cara lain lagi bagaimana rela menjadi sekejap yang aku bisa. Seakan-akan di tepas kesakitan menu...
-
Apabila datang saatnya aku harus bersandar di atas kelopak mataku, berdiri di atas kakiku sendiri. dan pada akhirnya benar benar berdiri se...
-
Apa yang pertama kali kalian pikirin waktu ngeliat pict ini? Warnanya yang coklat dengan gradasi yang abstrak dan lapisan mengkilat begitu k...
-
Masih untuk laut yang sama, samudera yang dalam, kama getir yang bertentangan dengan renjana. Perihal amigdala yang sejak dulu j...
No comments:
Post a Comment