Aku hendak menyapa, sejak aku pastikan kamu mendayung dua perahu kecil itu menuju bintang utaramu. aku baik-baik saja jika memang bait-bait sajak itu mengingatkan kembali, dan aku menemukan kita di jeda-jeda sebelum dan sesudahnya.
waktu yang terus berlarian dan aku seorang diri, menegurku dengan kasar. jika memang jeda-jeda itu menjadi ruang kosong tanpa sedikit pun kata-kata, aku telah yakin bahwa segalanya memang diatur sedemikian bijak.
hanya kita yang terurai tidak bijaksana. detik-detik yang sepi terus menghantuiku dengan kisah romansa dua manusia yang kita wakili. namun, aku dan kamu melepas remah-remahan rasa gelisah itu dengan angkuh. mencari-cari di mana bintang utaranya?
No comments:
Post a Comment