Wednesday 8 April 2020

bulan penuh milikmu.

sebenarnya ada alasan kenapa beberapa pesan untukmu selalu berhenti menjadi paragraf-paragraf yang tidak sampai pada tujuannya. aku selalu cemburu karena bulan purnama lebih dulu menjadi kekasih yang kamu puja-puja. aku selalu mencari tahu apa yang kamu suka dan pada akhirnya aku menyerah saja.  menjadi tahu diri. 

bulan penuh warna merah muda selalu menjadi yang paling indah, aku yang mencari tahu jadi lebih suka padamu dan padanya. Tuhan suka bercanda. aku dibuat jatuh pada kamu yang tidak mungkin tergapai. pada kamu yang lebih mencintai satu lingkaran terang yang semu. terlalu jauh untuk aku yang hanya mampu meraih dengan tangan-tangan pendek yang lunglai. 

jadi sudah kupastikan, aku hanya akan mencintaimu dari sini. bumi yang lebih sesak tapi selalu dengan hangat merengkuh. aku menjadi salah satu anak adam yang tidak akan mengerti terlalu baik. aku akan jadi pelindung bagi diriku dan hatiku, jika beberapa jam yang kita habiskan menjadikanku terlalu tenggelam dalam cinta, kamu bisa bawa aku menyangga di tepi. 

lalu sampaikan lagi padaku bahwa aku tidak punya bahkan sedikit sisa-sisa hatimu yang penuh dengan bulan purnama. aku hadiahkan padamu, wenang untuk tinggalkan aku sebentar dalam ruang yang kamu biarkan redup dengan lampu-lampu kecil warna biru. jangan pernah lelah untuk ingatkan aku tentang pelukkan rasa iba. bukan rasa cinta. 

baiknya memang kita potong rasa yang rambat dengan lambat. aku hadiahkan lagi kamu wenang untuk tidak peduli. cukup jalani hidup dengan bertahan dan jangan lupa minum air. lalu temui aku lagi beberapa tahun setelah ini, mungkin bisa saja kita duduk menatap bulan pujaanmu itu. semakin lama semakin baik. jangan lupa peluk aku lagi dan biar rasa-rasa iba kita berubah menjadi bahagia. 

No comments:

Aku pun, ikut menghitung hari.  Menggeratak cara lain lagi bagaimana rela menjadi sekejap yang aku bisa. Seakan-akan di tepas kesakitan menu...