Tuesday, 28 June 2016
Lampu Temaram
Friday, 24 June 2016
Angin Selatan
Aku diburu angin dari selatan. lalu lari seperti rumput dalam cermin.
terbalik.
Tinggal ilalang tumbuh dari atas. ilalang setengah layu sesuai takdir.
kemudian angin mencarinya hingga ke tanah. padahal langit awal mula semuanya.
lelah sembunyi. lalu aku ceritakan kepadanya, kisah di dalam bingkai kepiluan. dan akhirnya harapan melambung tinggi hingga ke awan.
aku berlari ke utara. bersandar di atas potongan-potongan kebahagiaan, tiba tiba dihantam angin yang baru sampai. bagai serpihan puzzle semuanya berantakan. aku gapai ilalang yang menggantung, lalu ia mengering dan patah.
Tuesday, 21 June 2016
Musim hujan - 2
"Maaf Ra," Air hujan masuk di sela-sela ucapan Rai yang bergetar. Dira hanya diam. matanya begitu sendu.
Pelan-pelan Rai mengatur nafasnya, mencari ketenangan supaya bisa bicara banyak. Dadanya menggembung jauh, sampai akhirnya Rai membuang nafasnya dan memejamkan mata. Detik berdetak lima kali. Rai membuka matanya, menatap Dira yang masih dalam genggamannya.
"Ra, ibu mau ketemu Kamu," Dira terhenyak, pupil matanya mengecil. Memori Dira kembali ke rumah Rai lima tahun lalu. Sebagian dalam dirinya mencoba berfikir positif. tapi kenangan bertahun-tahun yang lalu menggoyahkan hatinya, mengikis kebahagiannya sedikit demi sedikit.
Dengan sangat sadar melihat dira memucat, Rai menarik pundak Dira agar mendekat hingga di antara mereka tersisa masing-masing selapis kaus basah. Pelan-pelan Dira memejamkan mata. Kepalanya tidak melewati leher Rai, dengan begitu ia telah bersandar di tempat yang paling nyaman menurutnya.
Hujan sisa rintik-rintik. Rai melihat jelas kegundahan hati Dira. Kegundahan yang lebih menyiksa dirinya, seolah takdir meletakkan jarum melintang di tenggorokkan Rai dengan kedua ujung yang tajam. "Sebentar aja, Ra"
Dira tidak menjawab, hanya sedikit anggukan yang terasa di dada Rai. meskipun anggukkan itu sedikit, dalam arti sebenarnya. Tanpa sadar Rai menghela napas, terlihat ada kelegaan yang lepas.
#bersambung
Monday, 20 June 2016
Dear Future Wife
debar jantung yang amat cepat tidak dapat mengungkapkan betapa lama aku menunggu untuk jatuh, karena tuhan tidak pernah menyediakan arti kata dari cinta.
yang aku tau, cinta sebiru air. semakin dalam semakin hilang riak.
yang aku tau, cinta setinggi langit. dan aku hias gelapnya dengan bintang seperti kamu. bercahaya.
yang aku tau, cinta begitu berat. tahukah kamu aku akan membawanya kemanapun kaki ini melangkah?
aku jatuh-cinta pelan pelan. belajar arti air. berlatih melukis bintang. mencoba menjadi kuat.
dan pada saatnya tubuhku terasa lengkap dengan 12 pasang tulang rusuk, aku akan selalu tau bahwa itulah kamu.
Thursday, 16 June 2016
a ba ng
aku kirim surat ini untuk diriku. untuk rindu yang melambung begitu tinggi. kepada raga yang tidak pernah ku peluk. jiwa yang kuhidupkan di dalam hati.
aku sampaikan cinta yang amat indah untuk dirangkai. untuk diucap. untuk sebelah jiwaku yang terbagi menjadi dua.
betapa rindu ini hanya aku rasakan seorang diri. tidak dibalas. mengakar besar tanpa terbendung lagi.
Sunday, 12 June 2016
Sembunyi
pada akhirnya jatuh. cinta setinggi langit, dipadu rindu yang menjutai. kalau bukan aku, aku yang lain. di samping tembok yang menjulang, di balik dinding yang dingin. aku bukan aku, sembunyi di kolong langit luas. kosong. kopong. menciut bagai kapas terbakar.
cinta teramat besar. luka yang tidak akan pulih. mimpi terhempas. kaki terlepas. dan aku berlari, pergi sembunyi di balik rumput kering warna cokelat. dan aku sendiri, sembunyi di bawah atap ilalang tua yang menguning.
Aku pun, ikut menghitung hari. Menggeratak cara lain lagi bagaimana rela menjadi sekejap yang aku bisa. Seakan-akan di tepas kesakitan menu...
-
Apabila datang saatnya aku harus bersandar di atas kelopak mataku, berdiri di atas kakiku sendiri. dan pada akhirnya benar benar berdiri se...
-
Apa yang pertama kali kalian pikirin waktu ngeliat pict ini? Warnanya yang coklat dengan gradasi yang abstrak dan lapisan mengkilat begitu k...
-
Masih untuk laut yang sama, samudera yang dalam, kama getir yang bertentangan dengan renjana. Perihal amigdala yang sejak dulu j...